Wednesday

Mendung Langitku

berjalan tegak seolah perkasa,
tetap tersembunyi apa yang kurasa.
hujan pun tak jua menyusul mendung langitku.
masih kutunggu, agar saat aku menangis tak terlihat air mataku.

bertubi-tubi hati ini didera.
tak terlihat diwajahku, dan cukup aku yang merasakannya.
mungkin pelajaran bagi hatiku yang tak baik bagi yang lain.
aku berharap, esok ku cerah seperti hari yang kuingin.

berusaha membuang,
karna membagipun tak mungkin.

berlapis-lapis awan mendung di langitku.
masih kucoba melukisnya,
berharap esok bisa melihat langit biru.

mataharipun hilang hangatnya.
sementara aku setia menanti sinarnya.
matahari yang taj berdaya.
mendung langitku berlapis-lapis, terlampau perkasa.

tak tersisa keinginan lain.
nyatanya tak kudapat yang kuingin.
tak ingin semakin dalam aku kecewa.
biarlah langit tetap dengan gelapnya.

hanya bisa pengertian dan pengertian.
karena tak satu hal baikpun yang mampu kuupayakan.
dan kubuang kemana saja keresahanku ini.
karena tak kupaksa satu hatipun untuk perduli.

mendung langitku,
gelap hariku,
dan aku tersudut menunggu hujan turun.
agar mendung langitku segera berlalu,
lalu di gantikan indahnya langit biru.

No comments: